Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

Satu Tahun Persahabatan

Persahabatan saya, Ain, dan Tondo bukan persahabatan manis di mana kami saling memuji satu sama lain. Saya, Ain dan Tondo bersifat independenSetiap kesempatan yang ada, kami melakukan serangan-serangan dalam berbagai bentuk. Bahkan sampai sekarang konsep pertemanan kami terlalu aneh. Kami bercerita, kami mendengarkan, namun tak satupun cerita-cerita kami menjadi rahasia di tangan masing-masing. Cerita itu akan menjadi bahan kami dalam menyerang hingga cerita tersebut tak aman lagi. Dalam lima menit, aksi bully bisa terjadi bergantian dengan sangat cepat. Kami menyebalkan namun tidak pernah benar-benar marah satu sama lain. 
Berbicara tentang persahabatan, kami menamai persahabatan kami The Sweet of TEA yang merupakan singkatan dari nama kami: Tondo, Elga, Ain.

Tondo.
Public Enemy
Tondo adalah tipe laki-laki yang ketika dilihat saat belum kenal memiliki slogan “permisi gue mau lewat. Elo-elo minggir.” tertera di atas kepalanya. Ditambah bahasanya di dunia maya sangat buruk jika baru kenal, membuat orang-orang akan sebal dengan gaya tulisannya yang terkesan jutek. Saya dan Ain berhasil mengubah gaya tulisannya sehingga menjadi lebih enak dibaca sekarang. Meskipun, masih saja gaya tulisannya mengundang permusuhan. Hal ini yang menyebabkan saya dan Ain menjulukinya “public enemy.” Tipe orang yang tidak munafik jika tak suka dan sangat antimainstream. Padahal, jika bertemu langsung dan kenal lebih dekat, dia sangat jauh dari tuduhan-tuduhan negatif tentangnya.


Elga.
Drama Queen
Tondo dan Ain menjuluki saya “Drama Queen”.  Setelah banyaknya julukan mulai dari ‘miss ngaret’, ‘miss kampret’ dan lain-lain, akhirnya mereka berhenti pada ‘Drama Queen’ dengan alasan saya sangat sering menjadikan sebuah peristiwa terlalu sastra yang justru terlihat terlalu drama. Bahkan ketika saya berkedip saja mereka bisa langsung menyambar dengan kalimat “Nggak usah drama..” dengan raut wajah bete, kesal, hingga emosi.



Ain.
Bloody Noise



Ain adalah terompet di antara kami. Dia manusia yang paling berisik sampai-sampai kami menjulukinya “Bloody Noise” setelah Tondo mengusulkan “Suheri (Suka Heboh Sendiri)” yang langsung ditolak mentah-mentah. Sudah tidak heran ketika dia menyambut kami dengan tangan melambai-lambai, tubuh yang bergoyang serta senyum paling norak yang pernah ada. Ain tipe manusia yang memiliki sejumlah kegiatan tak jelas. Namun, di tengah keputusasaan saya dan Tondo mendefinisikan kegiatannya, kami mengingat beberapa kegiatan rutinnya: Mengantar ibu pijet, Mengantar mbah ke puskesmas, menjemput adiknya, dan senam minggu pagi.


26 Januari 2013.

“Kenapa sih kita nggak berangkat lebih pagi? Ini  udah panas.”

“Ain kan tadi senam,  selesai jam sembilan.”

“Di hari penting kaya gini dia masih sempet senam?”

Matahari sudah cukup terik ketika saya dan Tondo menunggu Ain di pinggir jalan. Tondo terus-terusan mengeluh karena dalam merayakan satu tahun persahabatan, tidak ada yang berubah dari kebiasaan kami: ngaret. Selalu saja ada yang terlambat ketika kami janji bertemu. Seringnya, saya yang selalu mengulur waktu dengan kegiatan mencuci sampai-sampai mereka harus menjuluki saya ‘miss ngaret’. Tapi belakangan, Ain yang kerap terlambat. Sudah menjadi kebiasaan yang berulang-ulang ketika dua dari kami memasang wajah masam saat yang ditunggu-tunggu datang dengan wajah cengengesan. Yang datang awal akan memaki sedangkan yang datang terlambat akan menyebutkan ribuan alasan membosankan namun tetap diterima.

Sahabat adalah orang yang memanggilmu miss ngaret dan memaki untuk setiap keterlambatanmu tetapi tetap menunggu.

Setelah berunding beberapa saat, kami memutuskan merayakan persahabatan di pantai yang ada di daerah Bantul. Kami membeli beberapa perlengkapan untuk mengisi perut. Mengingat badan Ain yang lebar serta perut Tondo yang buncit, mustahil bagi mereka menahan lapar barang sekejap. Untuk urusan makan, Tondo juaranya. Sedangkan untuk urusan minum, Ain tidak terkalahkan. Terlalu sering kami menghabiskan waktu berjam-jam untuk curhat yang kebanyakan didominasi oleh saya dan Tondo. Secara logika, orang yang terus berbicara menjadi mudah kehausan. Dalam kasus kami, Ain sebagai pendengar yang akan lebih banyak minum. Tidak heran kalau dia memiliki tempat minum yang cukup untuk menampung air satu galon.







Setelah melalui perjalanan selama satu jam, sampailah kami di pantai Goa Cemara yang langsung kami serbu dengan ribuan pose untuk berfoto. Urusan berfoto, Tondo adalah model kami. Dia memiliki puluhan ribu pose yang tidak jarang membuat kami geleng-geleng kepala, kesal, sampai mual-mual namun kami tetap memotretnya. Kami membiarkan diri hingga puas di depan kamera lalu saya dan Ain menyeret Tondo di antara pepohonan dan orang-orang yang bermesraan. Jika ingin ada yang spesial di satu tahun persahabatan, kami memilih bernyanyi bersama dengan Tondo sebagai bintang utama. Lagu favorit kami adalah Somewhere Only We Know milik Keane. Lagu yang sering disenandungkan Ain ini adalah lagu yang mengingatkan akan kisah cintanya. Inilah kelebihan Ain dan Tondo. Kami bisa membahas apa saja. Membicarakan banyak hal yang tidak dibahas dengan teman-teman lain. Berbicara tentang musik, film, dan buku. Mungkin karena bertemu di UKM Radio Kampus, kami memiliki ketertarikan yang sama. Berbagi musik, film dan buku terbaru atau bertukar pendapat tentang lagu-lagu dan film-film.

Levitasi.


Behind The Scene

Ketika petang menjelang, kami menata barang-barang lalu bergegas mengejar sunset dari atas mercusuar pandansari. Sebenarnya saya meragukan Ain dan Tondo bisa sampai ke puncak dengan ukuran badan dua kali lipat lebih besar dari saya. Dengan perjuangan tak mudah, kami sampai di atas. Satu tangga lagi menuju puncak, dan kami menyerah dan memutuskan turun. Berlari mengejar sunset di pantai yang berada di depan mata: Pantai Pandansari.

Tangga terakhir yang membuat kami menyerah



Banyak orang memancing di pantai Pandansari sedangkan kami duduk membuka roti yang kami beli sebagai simbol ulang tahun persahabatan. Mengutarakan harapan-harapan untuk persahabatan kami setelah mengenal sejak berada di radio kampus.

“Semoga aku lebih sabar menghadapi kalian..” – Ain.
“Aku beruntung mengenal kalian, tapi kalian lebih beruntung mengenalku..” – Tondo
“Kalau ulang tahun biasanya berdoa agar menjadi lebih baik, aku nggak mau.. karena kita bukanlah apa-apa jika tak menyebalkan..” – Elga.


Sahabat adalah manusia yang membencimu tetapi tetap menyayangimu. Menjadi haters dan fans beratmu dalam waktu bersamaan. Mereka adalah manusia yang senang menghinamu tetapi selalu mengangkatmu.


Selamat ulang tahun, semoga persahabatan berjalan menahun.

Comments